Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mendukung Pemerintah Mendistribusikan Vaksin ke Berbagai Wilayah

Oleh : Ghayda  Intan)*

Vaksinasi nasional harus berhasil 100% dan kalau bisa selesai lebih cepat dari target. Oleh karena itu, distribusi vaksin harus diperhitungkan dengan matang. Indonesia terdiri dari banyak kepulauan dan pengiriman vaksin ke Sabang sampai Merauke tentu butuh waktu. Seluruh pihak berkolaborasi agar  vaksin bisa sampai, bahkan ke daerah terpencil sekalipun.



Sejak awal tahun 2021, pemerintah menyelenggarakan vaksinasi nasional dan mentargetkan selesai dalam 12 bulan. Target dipancangkan karena semakin cepat program ini selesai, semakin cepat pula kita selamat dari masa pandemi yang menyesakkan dada. Selain menambah stok vaksin, maka distribusi menjadi salah satu hal yang penting dalam mensukseskan vaksinasi nasional.


Distribusi menjadi faktor penting dalam vaksinasi nasional karena Indonesia terdiri dari 34 provinsi dan ada yang letaknya jauh sekali dari Jakarta, seperti Merauke. Sehingga jika penyaluran vaksin lancar, maka di daerah paling terpencil sekalipun, stok vaksin akan aman. Masyarakat akan mendapatkan vaksin covid dan memperoleh haknya di bidang kesehatan.


Ketua DPR Puan Maharani menyatakan bahwa tidak ada masalah dalam pendistribusian vaksin di Indonesia. DPR telah mendorong pemerintah dalam pemerataan vaksinasi. Dalam artian, vaksinasi telah didistribusikan ke berbagai wilayah di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Jadi, salah besar ketika ada yang bilang bahwa vaksinasi hanya untuk WNI yang ada di Jawa, karena telah pula diselenggarakan di Borneo dan pulau-pulau lainnya.


Topografi wilayah Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan memang menjadi salah satu tantangan dalam mensukseskan vaksinasi nasional. Jarak bukan kendala untuk menyalurkan vaksinasi, karena pihak TNI setia dalam mengawal vaksin sekaligus membantu distribusinya. Ini merupakan komitmen mereka dalam membantu mensukseskan program vaksinasi nasional.


Mengapa harus TNI? Penyebabnya karena mereka tak hanya bertugas untuk menjaga keamanan negara, tetapi juga berkomitmen untuk membantu segala program pemerintah, termasuk vaksinasi. Selain itu, TNI bisa mendistribusikan dengan pengawalan yang ketat, sehingga vaksin tidak akan dicuri oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.


Puan Maharani menambahkan, akan lebih banyak lagi vaksin yang masuk ke Indonesia, mulai september hingga desember. Vaksin harus segera didistribusikan ke masyarakat, karena memiliki masa kedaluwarsa. Jadi, ketika vaksin ada di tempat penyimpanan di Jakarta, harus segera disalurkan ke wilayah lain di Pulau Jawa maupun pulau-pulau lainnya.


Penembahan stok vaksin memang sedang digencarkan, karena ada kenaikan target.dari yang awalnya hanya 1 juta suntikan per hari menjadi 2 juta suntikan. Oleh karena itu persediaan vaksin harus aman dan jangan sampai kehabisan. Dalam artian, pesediaan akan wajib diamankan dan pemerintah menambah stoknya terus, baik dalam bentuk vaksin maupun bulk (bahan baku).


Persediaan vaksin memang sangat penting karena sebelum didistribusikan, stok harus dipastikan aman. Penyebabnya karena penduduk di Indonesia ada lebih dari 200 juta orang dan butuh 2 kali injeksi, sehingga setidaknya butuh lebih dari 400 juta ampul vaksin. Untuk mengamankan stok maka pemerintah membeli vaksin dari Sinovac, Moderna, Pfizer, dan AstraZaneca.


Setelah memastikan stok aman maka vaksin akan diterbangkan menuju berbagai wilayah di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Selain persediaan vaksin, maka penyimpanan dan penyuntikan menjadi fokus selanjutnya. Penyebabnya karena tiap vaksin disimpan di suhu yang berbeda-beda, sehingga setelah sampai, vaksin harus disimpan dengan cermat.


Distribusi vaksin menjadi salah satu fokus pemerintah, agar semua WNI mendapatkan haknya untuk vaksinasi corona. Aparat juga membantu dalam distribusi vaksin, sekaligus untuk mengamankannya. Ketika vaksin sudah terdistribusi, maka seluruh lapisan masyarakat bisa mendapatkan injeksi dan akan memiliki imunitas tubuh yang baik.


)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini