Pemberdayaan UMKM Memperkuat Diplomasi Presidensi G20 Indonesia
Oleh : Teuku Rasya )*
Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM Tanah Air menjadi salah satu bentuk dari upaya terus memperkuat hubungan diplomasi, khususnya dalam gelaran Presidensi G20 dengan seluruh anggota delegasi.
Memang setiap bulan Oktober, akan diselenggarakan sebuah Pertemuan Tahunan IMF-WB, yang bertempat di markas Dana Moneter Internasional (IMF), Gedung HQ2 di 700 19th Street NW Washinton DC, Amerika Serikat. Sebagai informasi, dalam salah satu sudut lantai 1 di sana, ternyata terdapat stand UMKM Indonesia, yang bahkan terus dikunjungi oleh para delegasi.
Tidak bisa dipungkiri, bagaimana daya tarik yang dimiliki oleh kain tenun, baju batik hingga kopi asal Indonesia terus mengundang pengunjung. Ternyata, dengan adanya stand UMKM Indonesia yang terdapat di Negeri Paman Sam tersebut sama sekali bukanlah hal yang tiba-tiba terjadi.
Pasalnya, pada kesempatan yang sama juga tengah diselenggarakan Pertemuan ke-4 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20. Selaku Presidensi dalam ajang internasional tersebut, kemudian Indonesia, melalui Bank Indonesia (BI) terus berupaya memperkenalkan budaya, kuliner hingga produk UMKM di mata dunia, karena hal tersebut juga sebagai salah satu bentuk diplomasi ekonomi dengan para delegasi.
Dengan hadirnya UMKM binaan dalam salah satu agenda Presidensi G20, sontak berhasil menunjukkan bagaimana keberagamaan dari produk yang dimiliki oleh UMKM Tanah Air, serta bagaimana kualitas Indonesia bahkan kepada seluruh dunia. Beberapa hal dari produk UMKM yang sangat digemari adalah kain tenun batik, tas aksesoris hingga pakaian.
Seluruh produk unggulan tersebut hingga segala pernak-pernik rumah tangga dan perhiasan bahkan sudah melalui proses kurasi yang cukup ketat dengan tujuan utama yakni mampu menarik permintaan dan pembelian dari mitra usaha luar negeri. Sehingga sama sekali bukan produk sembarangan yang ditawarkan.
Bukan hanya sekedar produk-produk pakaian, namun terdapat pula produk konsumsi yakni kopi khas Indonesia dengan cita rasanya tersendiri yang memang sangatlah dinanti oleh para delegasi. Di sisi lain, ternyata dengan terus didorongnya penguatan peran UMKM yang dilakukan oleh BI tersebut, bukan hanya sekedar ingin memperkenalkan produk-produk berkualitas bangsa ini ke luar negeri dan juga sebagai alat diplomasi. Melainkan juga sebagai salah satu cara untuk bisa melakukan pemberdayaan perempuan.
Bagaimana tidak, pasalnya justru selama ini perempuan lah yang menjadi tulang punggung bagi keberlangsungan UMKM di Indonesia. Sehingga mereka sangatlah berjasa dalam mendukung perekonomian Tanah Air, bahkan bukan tidak mungkin juga akan berpengaruh pada perekonomian dunia.
Diplomasi melalui perkenalan produk-produk UMKM asal Indonesia tersebut nyatanya memang telah terbukti dapat memberikan dampak yang positif kepada seluruh peserta yang hadir di Gedung IMF. Kesan dan citra yang sangat positif terus dihadirkan dalam serangkaian kegiatan Presidensi G20. Citra positif tersebut bahkan tidak hanya ditunjukkan melalui bagaimana Indonesia memimpin selama persidangan, namun juga dari hal-hal lainnya.
Sejauh ini, memang beberapa produk UMKM asal Indonesia terus gencar dipromosikan bahkan dibawa ke beberapa event internasional lain. Saat penyelenggaraan pertemuan FMCBG di Washington DC pada bulan April dan juga pelaksanaan yang diselenggarakan di Nusa Dua Bali pada Juli 2022 misalnya.
Bahkan sebelumnya, yakni pada bulan Maret 2022, pengenalan UMKM Indonesia juga terus dilakukan oleh BI di sela-sela penyelenggaraan Dubai Expo, yang mana pada saat itu Tanah Air memamerkan sebanyak 72 UMKM di Paviliun Indonesia. Tujuan diplomasi melalui jalur pengenalan produk UMKM di dunia tersebut juga tidak bisa dilepaskan dari bagaimana slogan utama perhelatan G20.
Pengenalan UMKM Indonesia memang terus dilakukan oleh pihak BI bahkan diangkat hingga ke taraf mancanegara kepada seluruh delegasi dunia. Upaya tersebut sangatlah mendatangkan exposure yang baik kepada UMKM agar jauh lebih dikenal oleh banyak orang, apalagi dengan memanfaatkan momentum G20.
Lebih lanjut, tidak cukup hanya dari pengenalan ke seluruh delegasi saja, melainkan BI dalam upayanya untuk terus mendorong kemajuan UMKM Indonesia bahkan telah memiliki kerangka kerja untuk pemberdayaan UMKM. Beberapa kerangka kerja pemberdayaan tersebut antara lain, pembinaan untuk penguatan kapasitas serta aspek kelembagaan, tujuannya yakni supaya UMKM dapat menciptakan diversifikasi produk yang lebih disukai konsumen.
BI juga menyiapkan UMKM agar lebih mampu untuk mendapatkan akses keuangan, salah satunya dengan mendidik UMKM agar mampu mencatat pengeluaran dan membuat laporan keuangan lebih tertata.
Peran UMKM sama sekali tidak bisa dianggap remeh dan dipandang sebelah mata. Bahkan perannya sangatlah penting sebagai bagian dari agenda di jalur keuangan G20 untuk mempercepat pemulihan global secara bersama-sama sesuai semangat ‘Recover Together, Recovery Stronger’.
Memang salah satu tujuan dibentuknya forum KTT G20 adalah agar seluruh anggota negara di dalamnya mampu lebih memperkuat tali persaudaraan agar bisa secara bersama-sama menghadapi segala macam tantangan dan juga permasalahan yang terjadi di dunia. Sebagai salah satu bentuk semakin menjalin diplomasi yang kuat dalam momentum Presidensi G20, Indonesia terus melakukan pemberdayaan UMKM.
)* Penulis adalah kontributor Persada Institute