Pemerintah Wujudkan Wadah Pembinaan Bhinneka Tunggal Ika Melalui AMN
Pemerintah terus berupaya untuk mewujudkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika untuk seluruh mahasiswa. Salah satu upaya tersebut adalah dengan dibangunnya Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) di Surabaya, Jawa Timur yang selanjitnya akan diikuti pembangunan AMN di berbagai wilayah lainnya.
Selain di Surabaya, pembangunan AMN juga rencananya akan dilakukan di 6 kota/kabupaten yang tersebar di Indonesia, yakni Jakarta, Bantul, Surabaya, Malang, Makassar, dan Minahasa.
Dirjen Cipta karya, Diana Kusumastuti menyampaikan bahwa Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) bukan hanya diperuntukkan sebagai hunian saja. Tapi, tempat tersebut juga difungsikan untuk berbagai kegiatan lain yang sifatnya adalah pembinaan kepada para mahasiswa.
“Selain sebagai hunian bagi mahasiswa berprestasi penerima beasiswa, AMN Surabaya juga difungsikan untuk kegiatan pembinaan yang penyelenggaraannya didukung oleh Badan Intelijen Negara (BIN),” katanya.
Badan Intelijen Negara memang secara khusus ditunjuk oleh Presiden Jokowi, sebagai katalisator pendirian AMN ini. Hal tersebut dikarenakan memang amanah yang diberikan kepads BIN adalah untuk melindungi negara dan ancaman paham-paham yang memecah belah Nusantara. BIN juga memproyeksikan AMN sebagai Candradimuka Calon Pemimpin Bangsa.
Bekerjasama dengan pemprov setempat, Kementerian PUPR dan instansi terkait lainnya, BIN berhasil membangun Asrama Mahasiswa Nusantara ini, sehingga pada akhirnya siap diresmikan oleh Presiden Jokowi. Bukan itu saja, dalam penyelenggaraan dan pembnaan kepada mahasiswanya, BIN turut menggandeng berbagai pihak dalam menciptakan generasi muda berprestasi yang cinta tanah air dan menjunjung Kebhinekaan Tinggal Ika.
Dalam kunjungannya secara langsung ke AMN, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa juga mengungkapkan bahwa adanya AMN merupakan miniatur tempat penggodokan calon pemimpin bangsa berwawasan nusantara dengan karakter Bhinneka Tunggal Ika.
Bukan tanpa alasan, pasalnya memang di dalam AMN sendiri, sangatlah mencerminkan bagaimana keberagaman dari para mahasiswa namun mereka tetap bisa menjalin persaudaraan secara rukun satu sama lain.
“Ini diharapkan menjadi miniatur penggodokan calon pemimpin yang berwawasan Nusantara berkarakter Bhinneka Tunggal Ika. Mereka bisa saling memberikan apresiasi dari perbedaan dan keberagaman masing-masing suku adat bahasa dan agama dari masing-masing mahasiswa,” katanya.
Lebih lanjut, Khofifah menegaskan bahwa nafas utama dari pembangunan AMN tersebut adalah bagaimana caranya secara substantif lahir dan batin mampu mencetak calon pemimpin bangsa ini dengan karakter kebhinnekaan.
"Bagaimana kita bisa menyiapkan format pemimpin berwawasan Nusantara berkarakter Bhinneka Tunggal Ika secara substantif lahir batin. Kira-kira itu napas dari Asrama Mahasiswa Nusantara," lanjut.
Selain itu, perlakuan di AMN tersebut juga sangat mencerminkan asas semboyan Bhinneka Tunggal Ika, karena sama sekali tidak ada diskriminasi untuk membedakan ras, agama, suku ataupun bahasa hingga daerah asal para mahasiswa. Semuanya memiliki kesempatan yang sama untuk bisa menetap dan memanfaatkan seluruh fasilitas yang ada.
"Jadi mahasiswa dari berbagai provinsi yang ada di Jawa Timur, terutama di Surabaya dan sekitarnya, bisa mendapatkan fasilitas untuk menempati asrama mahasiswa nusantara. Tentu melalui pendaftaran dan seleksi," jelas Khofifah.