Perkuat Nasionalisme dan Toleransi, BIN Katalisator Pendirian Asrama Mahasiswa Nusantara
Asrama Mahasiswa Nusantara Surabaya telah selesai dibangun bahkan telah dihuni oleh lebih dari 400 mahasiswa se-Indonesia yang menempuh ilmu di berbagai perguruan tinggi di Surabaya dan sekitarnya. Badan Intelijen Negara (BIN) menjadi katalisator pendirian AMN. Amanah yang diberikan Presiden Joko Widodo kepada BIN dalam rangka memperkuat nasionalisme dan toleransi antar suku, agama dan ras di Tanah Air.
BIN sebagai ujung tombak pertahanan dalam negeri, memang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mencegah penyebaran paham-paham menyimpang, yang bertentangan dengan Pancasila dan membahayakan keutuhan NKRI.
Untuk itu, BIN terus melakukan upaya-upaya nyata dalam rangka memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa agar tidak mudah tergoyah dengan paham-paham anti Pancasila.
Pembinaan dilakukan BIN pada beberapa kegiatan mahasiswa yang ada di AMN, untuk peningkatan kompetensi dan pemahaman mengenai wawasan kebangsaan, kewarganegaraan, karakter pelajar Pancasila, bela negara, kewirausahaan, kepemimpinan, dan kepeloporan.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menjelaskan bahwa visi dari pembangunan AMN ini adalah menyatukan perbedaan mahasiswa yang datang dari seluruh Provinsi di Indonesia. Sehingga mereka bisa berbaur dari berbagai Suku, Agama, dan Ras. Karena hal tersebut akan mencerminkan semboyan bangsa ini, yaitu semangat Bhinneka Tunggal Ika. Semangat tersebut memang menjadi nafas utama dari pembangunan AMN.
Menurut Khofifah, AMN di Surabaya ini juga berfungsi untuk wadah pendidikan dan pembentukan karakter calon generasi penerus bangsa. Mereka akan terus dibina dengan banyak macam kegiatan, yang mana penyelenggaraannya didukung secara langsung oleh pihak Badan Intelijen Negara (BIN).
AMN yang ada di Kota Surabaya, Jawa Timur merupakan sebuah hunian multikultural bagi mahasiswa penerima beasiswa pendidikan dari berbagai daerah yang berkuliah di Surabaya dan sekitarnya. Pembangunan AMN telah dilaksanakan oleh Kementerian PUPR sejak bulan September 2021 lalu.
Dirjen Cipta Karya, Diana Kusumastuti menjelaskan bahwa asrama tersebut mampu menampung sekitar 532 mahasiswa, yang kemudian targetnya adalah bisa menampung sebanyak 40 persen mahasiswa asli Papua yang mengenyam pendidikan tinggi atau berkuliah di Jawa Timur.
AMN di Surabaya ini, berdiri diatas lahan milik Pemprov Jawa Timur seluas 9.975 m², berlokasi tepat di sebelah gedung arsip Pemprov Jawa Timur. Pembangun dikerjakan oleh kontraktor PT Nindya Karya (Persero) Tbk dan PT Parigraha Konsultan selaku Konsultan Manajemen dengan nilai kontrak sebesar Rp86,7 miliar.
AMN Surabaya dapat menampung 528 mahasiswa dengan fasilitas pendukung berupa kamar mandi dan toilet komunal, ruang ibadah bersama, klinik, kantor pengelola, ruang makan, dapur, ruang laundry, ruang sekuriti, dan lain-lain.
Selain itu juga, AMN dilengkapi dengan fasilitas pengembangan kompetensi mahasiswa, seperti perpustakaan/ruang baca, ruang belajar, ruang seni, laboratorium bahasa, lapangan olahraga, ruang pembinaan entrepreneurship dan kebun.
Untuk diketahui, pembangunan AMN ini mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 106 Tahun 2021 tentang Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) sebagai wadah pembinaan untuk mempererat persatuan dan kesatuan bagi generasi muda di tingkat perguruan tinggi dengan menyediakan asrama bagi mahasiswa dari berbagai daerah yang sedang kuliah di kota/kabupaten lain.
Selain di Surabaya, AMN juga akan dibangun di 5 kota/kabupaten lainnya seperti di Jakarta, Bantul (DIY), Malang (Jawa Timur), Makassar (Sulawesi Selatan), dan Minahasa (Sulawesi Utara).
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kita sedang menuju Indonesia Emas, jangan sampai cita-cita ini dirusak oleh paham-paham yang dapat memecah persatuan dan kesatuan bangsa ini.
Apresiasi yang tinggi patut diberikan pada suksesnya pembangunan Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN), sebagai wadah perwujudan Bhinneka Tunggal Ika bagi seluruh mahasiswa di Indonesia. ----
Oleh: Purwanti Hanifa (/Penulis/Mantan Jurnalis )