Presidensi G20 Indonesia Akan Dorong Ekonomi Global Berkelanjutan
Oleh : Abdul Rozak )*
Penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia akan terus mendorong adanya kebangkitan dan pemulihan ekonomi global yang berkelanjutan. Hal tersebut demi langkah maju secara bersama-sama menjawab segala tantangan yang saat ini masih terjadi.
Sejauh ini, Indonesia dari sisi finance track telah merumuskan sejumlah enam agenda utama yang memang scara prioritas akan terus didorong, yang mana hal tersbeut meliputi exit strategy dalam rangka mendukung pemulihan, mendorong upaya mengatasi dampak pandemi untuk bisa mengamankan pertumbuhan di masa depan dan juga sistem pembayaran di era digital.
Hal tersebut dikarenakan memang seluruh dunia sampai saat ini tengah terus berjuang dalam upaya pemulihan pascapandemi Covid-19. Pasalnya memang banyak sekali hal yang terdampak setelah diguncang oleh pandemi tersebut, sehingga bukan hanya sekedar kesehatan saja, namun juga termasuk dalam bidang perekonomian ternyata sangatlah terdampak karena adanya pembatasan mobilitas manusia sehingga aktivitas ekonomi terhenti.
Lebih lanjut, dalam seluruh rangkaian agenda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) yang mana Indonesia ditunjuk sebagai presidensinya, upaya untuk terus mendorong adanya perekonomian yang berkelanjutan pun terus dilakukan. Hal tersebut akan tercipta melalui adanya inklusi keuangan digital karena sama sekali tidak bisa dipungkiri bahwa dalam era modern seperti saat ini, hampir seluruh aspek kehidupan manusia pasti akan menggunakan teknologi digital.
Bukan hanya itu, namun ada pula didorong pengembangan UMKM yang jauh lebih maju karena selama ini fundamental perekonomian yang dimiliki oleh Indonesia sendiri terus ditopang oleh bagaimana bergeraknya UMKM di masyarakat, bahkan menyumbang banyak jumlah pendapatan negara; serta hal terakhir adalah mengenai perpajakan internasional.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti menyampaikan bahwa Presidensi G20 Indonesia berusaha untuk terus mempertahankan tujuan pembangunan global demi mendorong adanya pertumbuhan perekonomian global yang jauh lebih kuat, berkelanjutan, seimbang dan juga inklusif.
Menurutnya, keenam agenda yang telah diutarakan adalah memang solusi yang bisa dikatakan sangatlah relevan untuk dilakukan pada kondisi saat ini bahkan hingga beberapa waktu ke depan. Bukan hanya sekedar relevan, namun seluruh strategi tersebut sangat mampu untuk berkontribusi dan saling berdampak satu sama lain.
Destry menambahkan, jika ke depan ternyata ada sebuah permasalahan yang sedikit berbeda formulasinya, namun jika inti permasalahannya sama maka cara penanganannya pun kurang lebih akan mirip sehingga menjadi langkah yang sangatlah cerdas untuk terus dilakukan dan dikembangkan.
Sebagai pimpinan KTT G20 atau presidensi, Indonesia sendiri memiliki komitmen kuat untuk terus menjaga dan juga menciptakan suatu kebijakan yang mampu terkalibrasi secara maksimal satu sama lain. Bukan hanya itu, namun mengenai perencanaan pun juga terus dilakukan secara baik, termasuk mengenai komunikasinya yang bagus terus dijaga antar seluruh pihak yang memiliki kepentingan.
Selanjutnya, Destry menambahkan bahwa memang saat ini kondisi perekonomian global sendiri masih terus dalam bayang-bayang penuh ketidakpastian karena hal-hal yang sangat kompleks dan juga sangat dipenuhi dengan volatilitas, hingga ambiguitas atau biasanya lebih dikenal dengan VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity).
Sebenarnya tatkala mengetahui jika kondisi perekonomian dunia memang sedang tidak baik-baik saja, seluruh negara telah mengetahuinya. Namun mereka tentu memiliki cara atau pendekatan unik masing-masing dalam menghadapi masalah tersebut, termasuk bagaimana untuk menjaga momentum adanya pemulihan sekaligus dengan menjaga stabilitas perekonomian yang dimiliki.
Dengan adanya gelaran KTT G20 dan diketuai oleh Indonesia, negara-negara yang awalnya saling memiliki perencanaan masing-masing itu kemudian mencoba untuk terus didorong agar menjadi inklusif atau bersatu padu dan bekerja sama sehingga seluruhnya bisa saling berbagi mengenai cara-cara atau strategi tertentu tatkala menghadapi ketidakpastian ekonomi.
Indonesia selaku Presidensi G20 sangat menyadari bahwa memang tidak bisa dipungkiri kalau sebuah reaksi yang dilakukan oleh suatu negara pastinya akan berdampak entah itu secara signifikan ataupun tidak terhadap negara lain karena jaman saat ini telah terjadi yang namanya globalisasi sehingga seolah sudah tidak ada batasan geografis lagi antar satu dengan negara lainnya dan seluruhnya bisa saling pengaruh mempengaruhi.
Untuk itu, apabila misalnya terdapat suatu negara yang ternyata justru mengeluarkan sebuah kebijakan namun salah langkah, maka bisa dikatakan pula keputusan yang salah langkah tersebut akan membuat negara lain turut merasakan dampak ruginya. Bahkan dampak lebih besarnya adalah akan menciptakan krisis lainnya yang membentuk lingkaran dan sama sekali tidak berujung. Tentu ketika seluruh negara mampu duduk dalam sebuah forum dan mendiskusikan banyak hal, maka kemungkinkan-kemungkinan untuk terjebak dan merumuskan kebijakan salah bisa terminimalisasi dengan lebih baik.
Seluruh tantangan dunia yang memang sudah ada di depan mata, utamanya mengenai bagaimana caranya melakukan pemulihan perekonomian global secara bersama-sama di tengah kondisi yang terus memburuk dan serba tidak pasti seperti sekarang membuat Indonesia selaku Presidensi G20 akan terus mendorong adanya ekonomi global yang berkelanjutan.
)* Penulis adalah kontributor Nusa Bangsa Institute