Pertemuan 15th BIMP-EAGA Summit Dorong Penguatan BIMP-EAGA Dengan Korea Selatan, Jepang, dan Australia
Labuan Bajo - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan penting untuk Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) melakukan penguatan dan kolaborasi dengan negara – negara mitra seperti Korea Selatan, jepang, dan Australia.
Hal tersebut disampaikan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim saat pertemuan 15th BIMP-EAGA Summit di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur, kamis 11/5/2023.
“Diperlukan penguatan institusi BIMP-EAGA untuk memperkuat kerja sama dan integrasi ke depan, melalui revitalisasi Chief Ministers, Governors, and Local Governments Forum (CMGLF), perluasan keanggotaan BIMP-EAGA Business Council (BEBC), pelembagaan BIMP-EAGA Facilitation Centre (BIMP-FC) sebagai sekretariat BIMP-EAGA,” ujar Perdana Menteri Malaysia.
Lebih lanjut, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menilai BIMP-EAGA merupakan building block ASEAN , yang berperan penting dalam mencapai agenda integrasi regional. Mekanisme kerja sama dengan pendekatan proyek dapat dijadikan studi kasus inisiatif-inisiatif ASEAN.
Pada pertemuan tersebut juga mengesahkan Joint Leaders’ Statement atau Pernyataan Bersama yang berisikan arahan Kepala Negara untuk mencapai BIMP-EAGA Vision 2025. BIMP-EAGA mendorong penguatan kolaborasi BIMP-EAGA dengan negara-negara mitra seperti Korea Selatan, Jepang, dan Australia, serta dengan ADB yang selama ini telah menjadi /strategic partner dalam mendukung kegiatan BIMP-EAGA.
Sementara itu, perlu diketahui konsep dokumen yang dibahas dalam BIMP EAGA ke-15 memuat capaian kerja sama dalam lima pilar prioritas, yaitu food basket, connectivity, tourism, environment, and socio-cultural education pillar. Pengesahan Bandar Seri Begawan Roadmap yang berhubungan dengan Digital Economy Framework Agreement yang telah dimulai pada tahun 2023 juga akan dipercepat dalam Keketuaan Indonesia.
Pertemuan 15th BIMP-EAGA Summit dipimpin oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan diikuti oleh Presiden RI Joko Widodo, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., Sultan Brunei Hassanal Bolkiah dan perwakilan dari Thailand dan Asian Development Bank (ADB).