Anak Muda Jadi Penentu, Jangan Golput Demi Kemajuan Bangsa
Oleh : Ananda Prameswari )*
Anak muda diminta untuk memberikan suaranya dan dilarang keras untuk melakukan golput (golongan putih) pada Pemilu 2024 mendatang. Ketika banyak yang golput akan sangat rugi karena menghalangi kemajuan bangsa. Pemilu adalah program penting untuk mencari tokoh terbaik untuk jadi presiden demi Indonesia maju, oleh karena itu pemuda dihimbau untuk memberikan suaranya saat hari pemilihan.
Pemilu akan dilaksanakan tanggal 14 Februari 2024. Masyarakat menanti dengan antusias karena mereka penasaran, siapakah sosok yang akan menggantikan Presiden Jokowi. Mereka juga senang karena diberi kesempatan untuk memilih presidennya sendiri, dan di era reformasi demokrasi benar-benar ditegakkan di Indonesia.
Jelang Pemilu, persiapan terus dimatangkan, termasuk kampanye positif dan himbauan untuk memberikan suara. Penyebabnya karena menurut data KPU (Komisi Pemilihan Umum), jumlah pemilih dari kawula muda ada 54%. Mereka rawan sekali melakukan golput dengan alasan skeptis dengan situasi di negeri ini.
Anggota KPU Agus Melaz menyatakan bahwa pemilih muda dilarang untuk golput. Dalam artian, lebih dari setengah WNI yang berhak memberikan suara adalah para pemuda. Mereka dilarang keras untuk golput karena perbuatan ini menghalangi kemajuan bangsa. Dampak buruk dari golput banyak sekali. Pertama, jika para pemuda golput maka ada banyak surat suara yang kosong.
Jika ada banyak surat suara yang kosong maka akan merugikan karena ada potensi disalahgunakan oleh oknum. Surat suara tersebut bisa saja ditusuk dengan paku atau dicoret bolpen, lalu terjadi kecurangan. Partai yang terpilih bukan 100% dari pilihan rakyat, tetapi merupakan buah dari kejahatan para oknum yang bertugas di TPS.
Oleh karena itu anak muda harus sadar konsekuensi dari golput. Jangan pernah golput karena Indonesia butuh suara yang jujur. Saat golput maka berpotensi menaikkan kecurangan, dan masa depan bangsa akan terhalang, karena mereka yang terpilih menjadi pemimpin dan wakil rakyat adalah sosok yang kurang berkompeten.
Para pemuda biasanya memutuskan untuk golput dengan alasan skeptis dengan kondisi negara, nyinyir terhadap pemerintah, emosi kepada para pejabat, dan lain-lain. Justru dengan golput mereka akan gagal mengubah keadaan. Mereka seharusnya memberikan suara dan memilih sosok terbaik untuk jadi presiden, yang bisa membuat kemajuan untuk Indonesia. Jangan skeptis karena pesimisme akan membuat mereka mengalami kemunduran.
Agus Melaz melanjutkan, keberadaan anak muda saat Pemilu sangat penting membantu KPU untuk menghalau hoaks, disinformasi, dan ujaran kebencian karena lebih ramah teknologi. Dengan kecakapan para pemuda maka mereka bisa membuat kampanye anti hoaks dan propaganda. Akibatnya makin banyak warga yang paham apa saja bahaya hoaks dan ciri-cirinya, sehingga mengurangi pengaruh negatif hoaks saat Pemilu.
Para pemuda bisa membantu masyarakat yang masih awam teknologi untuk melaporkan konten hoaks dan ujaran kebencian. Mereka memberi tutorial bagaimana cara melaporkan ke polisi siber atau pengelola media sosial. Akibatnya, konten-konten hoaks akan dihapus oleh pengelola media sosial dan pembuat serta penyebarnya akan dikejar oleh aparat keamanan.
Sementara itu, Bupati Blora, Arief Rohman terus aktif menyosialisasikan dan memberikan edukasi pendidikan politik kepada para pemilih pemula. Beliau berpesan kepada para pelajar yang sudah memiliki hak pilih dalam Pemilu dan Pilkada serentak tahun 2024 mendatang, untuk menjadi pemilih pemula yang cerdas dan tidak sekadar ikut-ikutan.
Bupati Arief melanjutkan, para pemilih pemula yang menentukan arah bangsa ini di masa depan. Oleh karena itu mereka dilarang untuk melakukan golput. Kalau tidak berpartisipasi dalam politik, maka juga tidak akan memberikan warna untuk pembangunan bangsa ini.
Nantinya calon yang terpilih akan berkontribusi menentukan bagaimana bangsa ini melalui kebijakan-kebijakan yang disusun. Baik itu sesuai ranahnya, eksekutif maupun legislatif.
Sebagai contoh, DPRD turut menentukan kebijakan-kebijakan dan arah untuk pembangunan Blora kedepannya. Seperti halnya pembangunan infrastruktur dan lainnya yang terus dilakukan. Untuk itu, para pemuda harus cerdas dalam menentukan pilihannya dan dilarag golput.
Golput akan membuat penyalahgunaan surat suara dan bisa jadi ada kesalahan dalam pemilihan presiden. Jika yang seharusnya jadi presiden adalah capres A maka yang terpilih malah capres B. Masa depan Indonesia bisa berubah, tidak menjadi stagnan tetapi bisa jadi tak lebih baik dari era sebelum pandemi covid-19.
Oleh karena itu para pemuda dilarang keras untuk golput dengan alasan apapun. Golput tidak keren sama sekali karena merugikan masa depan Indonesia. Kemudian, jika banyak yang golput maka pemerintah juga rugi karena anggaran pemilu sebesar 76 Triliun rupiah akan terbuang sia-sia, karena hasilnya tak sesuai dengan harapan.
Anak muda dilarang untuk melakukan golput karena masa depan Indonesia dipertaruhkan. Mereka wajib memberikan suara agar nantinya terpilih sosok terbaik untuk jadi presiden, dan memiliki visi dan misi yang bagus untuk kemajuan bangsa. Golput akan merugikan karena berpotensi membuat kecurangan saat Pemilu.
)* Penulis adalah kontributor Kontributor Ruang Media