Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pentingnya Pembangunan Berkelanjutan dalam Sidang AIPA ke-44

Oleh: Fathya Meidiana )*

DPR RI menekankan pentingnya adanya pembangunan yang berkelanjutan di seluruh kawasan negara ASEAN. Hal tersebut menjadikan momentum pelaksanaan Sidang AIPA ke-44 yang dihelat di Jakarta sebagai upaya untuk menjadikan pertumbuhan seluruh negara di Asia Tenggara bisa menjadi merata dan setara tanpa adanya ketimpangan satu sama lain.

Ketua Desk Kerja Sama Regional Badan Kerja Sama Antar Parlemen Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (BKSAP DPR RI), Putu Supadma Rudana menjelaskan bahwa pelaksanaan Sidang Umum ke-44 Assembly ASEAN Inter-Parliamentary Union (AIPA) yang akan diselenggarakan di Jakarta pada bulan Agustus 2023 mendatang akan membahas beberapa hal yang sangat penting.

Beberapa hal penting yang akan dibahas dalam agenda pelaksanaan Sidang Umum AIPA ke-44 mengenai Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) adalah agar negara-negara di wilayah Asia Tenggara itu mampu untuk menjadi episentrum bagi bagaimana pertumbuhan dan juga tujuan pembangunan yang berkelanjutan atau biasa disebut dengan sustainable development goals (SDGs).

Dalam pelaksanaan sidang tersebut, nantinya juga akan dibahas mengenai persoalan kesejahteraan, masyarakat hingga planet seperti yang telah digagas, yakni pembahasannya seputar prosperity, people, and planet. Berbeda halnya dengan adanya pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN beberapa waktu lalu di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan fokus bahasannya pada episentrum ekonomi, namun kali ini fokus bahasan akan menjadi jauh lebih kompleks.

Karena fokus bahasan dalam pelaksanaan Sidang Umum AIPA ke-44 itu sangat luas yakni hingga menyangkut kesejahteraan, masyarakat serta lingkungan, maka tidak bisa diremehkan bagaimana peranan yang dimiliki serta visi dari parlemen menjadi sangat penting pula. Besaran peranan itu untuk bisa terus mendorong agar pihak pemerintah terus mengupayakan segala daya dan upayanya, bukan hanya mengenai persoalan bisnis semata, namun juga bisa melihat suatu permasalahan dengan banyak sudut pandang yang out of the box sehingga akan melahirkan sebuah kebijakan atau usulan ketentuan yang melampaui konsep pada umumnya.

Pada pelaksanaan Sidang Umum ke-44 AIPA yang dihelat di Jakarta itu tentunya juga sekaligus mampu menjadi sebuah momentum emas yang sangat penting bagi Indonesia, khususnya sebagai paru-paru dunia, yakni sebagai sebuah negara yang memang sangat berfokus pada perhatian lingkungan. Termasuk pula bangsa ini selaku ketua dan tuan rumah pelaksanaan agenda forum antar parlemen di ASEAN itu akan menagih bagaimana komitmen para negara maju terhadap adanya pendanaan untuk bisa mengatasi perubahan iklim.

Sebagai informasi, pada 15th Conference of Parties (COP15) of the UNFCCC yang diselenggarakan di Denmark pada tahun 2009 silam lalu, seluruh negara-negara maju di dunia memiliki komitmen untuk bertujuan secara kolektif mampu melakukan mobilisasi hingga senilai 100 miliar dollar Amerika Serikat (AS) per tahunnya dimulai pada tahun 2020 untuk bisa mewujudkan aksi penyelesaian isu iklim di negara berkembang, yakni dengan melakukan aksi mitigasi perubahan iklim dan transparansi akan pelaksanaannya.

Dengan adanya upaya peningkatan kesejahteraan bagi negara-negara di ASEAN, tentunya pelaksanaan Sidang Umum AIPA ke-44 sendiri wajib untuk disertai dengan adanya pengimplementasian konsep akan ekonomi hijau (green economy). Selain itu, harus mampu dipastikan pula bagaimana seluruh kawasan ASEAN siap untuk menuju transisi hijau serta masyarakatnya mampu mendapatkan dukungan secara inklusif dalam peningkatan ekonomi mereka.

Seluruh hal tersebut memang menjadi sebuah rangkaian yang sangat penting untuk bisa dilakukan dan diupayakan karena kegiatan ekonomi memang hendaknya mampu untuk dilakukan secara berkelanjutan. Ketepatan perencanaan akan mampu mencegah terjadinya ketimpangan antar negara di ASEAN, seperti misalnya hanya salah satu negara saja yang memiliki pertumbuhan tinggi sedangkan lainnya mengalami pertumbuhan rendah.

Untuk itu, yang terpenting juga adanya penegasan dan adanya pengawalan atau penjagaan terhadap pelaksanaan ekonomi hijau yang berkelanjutan, baik itu dalam satu negara maupun dalam satu kawasan di ASEAN. Seluruhnya memang hendaknya mampu untuk terus dikawal secara bersama-sama dengan melibatkan semua anggota di Asia Tenggara.

Ketua DPR RI, Puan Maharani menyampaikan bahwa terdapat pesan sangat penting dari AIPA, mulai dari bagaimana soal isu perdamaian hingga ekonomi hijau berkelanjutan. Selaku pimpinan parlemen di Indonesia dan juga menjadi ketua dalam pelaksanaan forum internasional itu, dirinya menegaskan akan secara bersama-sama dalam menjaga perdamaian, stabilitas dan juga kemakmuran di wilayah kawasan.

Dengan adanya upaya dan komitmen yang sangat kuat untuk terus melakukan pembangunan yang berkelanjutan, khususnya di seluruh negara kawasan ASEAN sehingga tidak terjadi ketimpangan pertumbuhan negara menjadi sangat penting untuk terus dilakukan oleh semua pihak. Pelaksanaan Sidang Umum AIPA ke-44 menjadi momentum emas bagi Indonesia selaku tuan rumah untuk menagih janji para negara maju lainnya di dunia dalam mewujudkan hal tersebut.

)* Penulis adalah kontributor Jeka Media Institute