Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tanggapi Rocky Gerung, Emrus Sihombing: Tidak Beradab dan Tidak Mencerminkan Akademisi

Jakarta — Pernyataan tokoh kontroversial Rocky Gerung yang menghina Presiden Jokowi baru-baru ini terus mendapat kecaman dari banyak pihak.

Komunikolog Indonesia, Dr. Emrus Sihombing menyatakan dengan tegas bahwa diksi atau pernyataan yang dikemukakan oleh Rocky Gerung memang merupakan sebuah pesan komunikasi yang jauh dari keberadaban dan jauh dari akal sehat.

Bagaimana tidak, pasalnya penggunaan ‘Bajingan-Tolol’ yang sempat dilontarkan oleh pengamat politik itu dianggap sudah sangat menjurus kepada penghinaan kepada Presiden RI, Joko Widodo dan sama sekali tidak mengindahkan aksiologi komunikasi.

“Karena itu, tidak berlebihan diksi tersebut lebih dimaknai sebagai pesan komunikasi yang sangat jauh dari keberadaban komunikasi dan sehat akal,” kata pakar Komunikasi Politik di sebuah Stasiun Televisi

Maka dari itu, dirinya berharap hendaknya seluruh pesan komunikasi yang dikeluarkan ke ruang publik bisa bersifat rasional dan memiliki kemanfaatan, termasuk juga tetap menjaga keberadaban.

“Dan tak kalah pentingnya tetap menjaga keberadaban komunikasi,” kata Emrus.

Lebih lanjut Pakar Komunikasi itu juga menilai bahwa pernyataan yang dikemukakan oleh mantan dosen UI tersebut berdasarkan dari penilaian yang sangat subjektif dan sepihak.

Emrus juga menilai bahwa Rocky dengan sengaja menutup mata dan ketika berpendapat ke ruang publik kerap menggunakan kacamata kuda dalam melihat kebijakan serta program pemerintahan Presiden Jokowi.

Bahkan, figur nyentrik yang dikenal sebagai akademikus, kini menurut Komunikolog Indonesia tersebut lebih cocok disebut politikus.

“Ia (Rocky) tampaknya telah melepaskan baju akademiknya, ataukah dia sudah bermigrasi dari seorang akademisi menjadi politikus?” ucap Emrus.

Di sisi lain, pihak PDI Perjuangan juga telah mengutuk dengan sangat keras ungkapan yang dikeluarkan oleh Rocky Gerung tersebut karena dianggap menggunakan kata yang tidak pantas dan berindikasi menyerang martabat serta kehormatan Kepala Negara.

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai bahwa ungkapan tersebut berada pada puncak kerusakan akhlak, telah mendegradasi nalar dan menunjukkan kemandulan akal sehat.

“Kami menilai pernyataan bahwa Presiden itu sebagai ‘bajingan yang tolol’ adalah puncak kerusakan akhlak, degradasi nalar dan kemandulan akal sehat,” katanya.

Menurut Hasto bahkan secara sadar Rocky berusaha untuk menghasut publik dengan kata-kata sangat menghina, tendensius dan sama sekali tidak berbudi pekerti itu.

Kecaman terhadap Rocky juga datang dari Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) dan Dewan Adat Dayak (DAD) se-Indonesia yang menilai pernyataan yang digunakan telah memicu keresahan publik.

“Kami dari MADN menyesalkan pernyataan Rocky Gerung itu diduga menghina Presiden Joko Widodo dan juga bersifat provokatif berpotensi membuat kegaduhan dan perpecahan juga di tengah masyarakat," ucap Sekjen MADN Yakobus Kumis.

***