Dunia Apresiasi Keberhasilan Indonesia Pimpin ASEAN 2023
Oleh : Ananda Rasti )*
Presiden Joko Widodo pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 tahun 2023 menuturkan, KTT ASEAN kali ini memang tidak mudah karena banyak situasi yang harus diatasi serta tantangan global yang semakin berat. Peranan ASEAN bukan hanya berkontribusi untuk perdamaian saja, melainkan juga menjaga stabilitas di Indo Pasifik, serta menjaga pertumbuhan ekonomi.
Di ASEAN kesetaraan menjadi value utama yang dihormati dan dijunjung bersama, dalam bingkai persatuan dan kebersamaan demi terus berlayarnya "kapal besar" bernama ASEAN ini.
Melalui keketuaannya, Indonesia telah mendorong visi ASEAN 2045 yang visioner, konkret, seimbang, dan mudah dipahami. Sementara itu, Visi ASEAN Pasca-2025 menjadi dokumen penting yang menjadi panduan kerja sama ASEAN selama 20 tahun ke depan sebagaimana dimandatkan oleh Kepala Negara dalam KTT ASEAN ke-42 bulan Mei 2023 lalu.
Keberhasilan Indonesia memimpin KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan KTT ASEAN ke-43 di Jakarta tidak hanya mendapat sambutan positif dari masyarakat dalam negeri, namun juga para negara anggota ASEAN. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengungkapkan bahwa para Leaders sangat mengapresiasi keketuaan Indonesia dalam ASEAN 2023 ini. Banyak yang telah dicapai meski dalam situasi global yang bisa dikatakan sangat sulit. Komitmen para pemimpin menjadi semakin kokoh, khususnya terkait masalah persatuan, sentralitas, serta upaya untuk menjaga perdamaian,
Dalam sesi-sesi pleno KTT ke-43 ASEAN Summit, para pemimpin negara juga menekankan pentingnya kerja sama untuk ketahanan pangan, energi, kesehatan, keuangan, dukungan terhadap implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP), dan dukungan untuk memajukan ekonomi digital melalui negosiasi Perjanjian Kerangka Ekonomi Digital atau Digital Economy Framework Agreement (DEFA).
Untuk diketahui bersama, bahwa pada kesempatan event ASEAN plus ini, juga dihadiri oleh negara-negara dan organisasi mitra ASEAN. Presiden Bank Dunia Ajay Banga dan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menyampaikan pujian terhadap ketahanan ekonomi ASEAN di tengah melambatnya ekonomi global akibat pandemi dan perang. Pandangan tersebut mereka sampaikan saat mengikuti Sesi Pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN. Bukan hanya itu, namun saat bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Direktur Pelaksana IMF juga menyampaikan bahwa ASEAN merupakan titik terang di tengah situasi dunia yang tidak menentu. Menurut IMF, ASEAN juga berkontribusi 10 persen dari pertumbuhan ekonomi global.
Indonesia boleh berbangga karena sebagai tuan rumah KTT ASEAN, dikagumi oleh para tamu delegasi negara-negara dunia. Ada momen menarik saat Ibu Negara Filipina mengangkat kedua jempolnya setelah melihat suasana area penyambutan berkonsep hutan tropis, dengan jejeran bendera negara-negara ASEAN, di JCC Jakarta. Saat itu, setelah Presiden Filipina berserta sang istri turun dari mobil kenegaraan, kemudian diarahkan menuju lobi JCC, Senayan dan disambut langsung oleh Jokowi dan Ibu Negara Iriana.
KTT ASEAN 2023 tentunya telah menjadi kali kesekian bagi Indonesia dalam menghelat acara bertaraf internasional. Indonesia telah mengulang kesuksesannya di KTT ASEAN ke-42 pada bulan Mei 2023 dan tahun 2022 ketika menjadi Presidensi G20. Hal ini menambah daftar panjang kepiawaian Indonesia di mata dunia, salah satunya Uni Emirat Arab (UEA). Menteri Negara UEA Ahmed bin Ali Al Sayegh berpendapat tema yang dipilih Indonesia dalam KTT ASEAN sangat relevan dengan situasi terkini. Menurutnya, keberhasilan keketuaan Indonesia sangat penting, mengingat negara-negara ASEAN berada di jantung hubungan politik dan ekonomi global.
Kesuksesan Indonesia menjadi ketua ASEAN 2023 memang patut diacungi jempol. Hal ini menjadi bukti keberhasilan Indonesia dalam percaturan politik ASEAN maupun global. Keketuaan Indonesia memberi pesan yang sangat dalam bagi negara-negara anggota ASEAN maupun negara mitra untuk memperkuat kerjasama di berbagai bidang maupun mendorong stabilitas kawasan.
)* Penulis adalah Kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia