Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keketuaan Indonesia dalam KTT ASEAN ke-43 Terus Gencarkan Pembangunan dan Ekonomi Berkelanjutan

JAKARTA — Keketuaan Indonesia dalam gelaran KTT ASEAN ke-43 terus menggencarkan bagaimana pembangunan serta pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Presiden Jokowi pun menegaskan kesatuan dan sentralitas ASEAN dengan arahan yang jelas dalam mewujudkan ASEAN sebagai Epicentrum of Growth.

Pada pembukaan sesi pleno, Presiden Jokowi mengatakan bahwa Asean membutuhkan strategi taktis jangka panjang.

“ASEAN juga butuh strategi taktis jangka panjang. Tidak hanya 5 tahun, tetapi untuk 20 tahun hingga 2045 nanti,” ujarnya.

Presiden Jokowi juga mengapresiasi dukungan banyak pihak keluarga besar ASEAN dalam ASEAN Concord IV yang merupakan inisiatif Indonesia. Concord IV adalah salah satu hasil pertemuan Dewan Koordinasi ASEAN (ACC) Senin (4/9/2023) di Jakarta lalu.

Presiden Jokowi mengajak ASEAN untuk terus konsisten bekerja keras dan melakukan pendekatan inklusif.

“Kita perlu konsisten kerja keras, dengan pendekatan inklusif, sebagaimana Indian Ocean Rim Association (IORA) dan Pacific Island Forum (PIF), yang berfokus pada ekonomi dan pembangunan, ke depannya akan membawa dampak bagi rakyat dan dunia,” imbuhnya.

Tanggung jawab ASEAN menurut Presiden Jokowi sangatlah besar, sehingga seluruh pemimpin ASEAN harus memastikan masa depan rakyat ASEAN.

“Ada ratusan juta jiwa rakyat ASEAN berlayar di tengah badai. Maka kita harus memastikan kapal ini terus melaju, dan menjadi nahkoda di kapal sendiri, demi perdamaian, stabilitas dan kemakmuran. Dengan ini KTT Ke-43 Sesi Pleno dibuka,” tutupnya.

Untuk diketahui, ASEAN Concord IV merupakan inisiatif Indonesia dan akan menjadi landasan bagi ASEAN Concord IV. Visi Komunitas ASEAN 2045, memperkuat ASEAN untuk menghadapi berbagai tantangan masa depan.

Dalam pelaksanaan KTT ASEAN ke-43 yang diselenggarakan di Jakarta pada awal September 2023 ini, beberapa hal dibahas termasuk diantaranya mengenai transformasi digital, pembangunan berkelanjutan, ketahanan pangan hingga fasilitasi pada perdagangan dan investasi.

Sebelumnya, pada sektor energi hijau, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa Indonesia beserta negara ASEAN lainnya saling berkolaborasi untuk mencapai target net zero emission dengan menggunakan energi terbarukan.

Indonesia juga telah berkontribusi dalam kerangka kerjasama regional seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang melibatkan sejumlah besar negara di Asia-Pasifik.

Bagaimana kepemimpinan Indonesia telah diakui sebagai kunci penting dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi di kawasan.

“Tentu Saya berharap kembali keberhasilan Indonesia terhadap seluruh target-target yang tadi disampaikan, karena dalam kepemimpinan Indonesia keputusan strategis ini diambil dan biasanya mewarnai daripada ASEAN ke depan,” harap Menko Bidang Perekonomian RI itu.

“Kita sudah mewarnai dalam RCEP regional cooperation untuk di wilayah ini. Dan itu salah satu blok perdagangan terbesar,” jelasnya.

“Hampir 29% dari world GDP ada di sana. Nah, sekarang kita sedang siapkan supporting yang diharapkan. Supporting untuk RCEP dari Indonesia,” pungkas Menko Airlangga

Bukan hanya itu, namun dalam gelaran KTT ASEAN ke-43 tersebut bagaimana peranan perempuan juga terus diakomodasi.

Sangat penting adanya jembatan konektivitas dari seluruh negara di ASEAN mengenai permasalahan perempuan dan ketimpangan gender.

Bahwa ternyata kaum perempuan juga merupakan makhluk yang memiliki daya saing sama dengan laki-laki termasuk forum tersebut terus mendorong bagaimana terciptanya kemandirian finansial serta bagaimana strategi para perempuan untuk terus berdaya.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menjelaskan bahwa memang semua pihak memiliki peran penting dalam kesetaraan gender, termasuk dalam pemberdayaan masyarakat.

Karena dengan hal itu, maka pertumbuhan ekonomi di seluruh lapisan masyarakat ASEAN akan tercapai.

“Dengan mempromosikan prinsip-prinsip bisnis inklusif, kita dapat memastikan manfaat dari pertumbuhan ekonomi mencapai seluruh lapisan masyarakat kita, terutama mereka yang telah terabaikan secara historis,” yakin Teten.

**