Presiden Jokowi Komitmen Bawa ASEAN Jadi Episentrum Dunia
Oleh : Jonatan Krisnandi )*
Presiden Jokowi bertemu dengan sejumlah pemimpin ASEAN pada acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 atau ASEAN SUMMIT di Jakarta. Selain membahas isu sentral ASEAN, pertemuan Presiden Jokowi dengan para pemimpin dunia tersebut menunjukkan komitmen Indonesia menjadikan ASEAN sebagai episentrum dunia.
Dalam pengantarnya, Presiden Jokowi menegaskan sebagai keluarga dan sebagai Ketua ASEAN, kesatuan ASEAN sampai saat ini masih terpelihara dengan baik. Definisi kesatuan menurut Presiden Jokowi sebagaimana bagi Indonesia adalah sebuah harmoni dalam perbedaan, termasuk di dalamnya perbedaan pendapat. Karena perbedaan pendapat justru menyuburkan demokrasi dan menunjukkan bahwa kita sebagai keluarga memiliki kedudukan yang setara.
Kesetaraan ini justru menjadi value utama yang patut dihormati dan dijunjung bersama dalam bingkai persatuan dan kebersamaan sehingga kapal besar ASEAN dapat terus melaju.
Presiden Indonesia ketujuh itu juga mengungkapkan bahwa dunia memang sedang tidak baik-baik saja, sehingga tantangan ke depan semakin berat dan terjadi perebutan pengaruh oleh kekuatan-kekuatan besar. Namun ASEAN telah sepakat untuk tidak menjadi proxy bagi kekuatan manapun untuk bekerja sama dengan siapapun demi perdamaian dan kemakmuran.
Pada pembukaan tersebut, Indonesia mengajak negara-negara ASEAN untuk tidak menjadikan kapal ASEAN sebagai arena rivalitas yang saling menghancurkan, tetapi menjadikan kapal ASEAN sebagai ladang untuk menumbuhkan kerja sama, menciptakan kemakmuran, stabilitas dan perdamaian, yang tidak hanya bagi kawasan tetapi juga bagi dunia.
Sebagaimana samudera dunia yang terlalu luas jika dilayari seorang diri. Dalam perjalanan pasti akan ada kapal-kapal lainnya. Kapal-kapal itu adalah kapal-kapal mitra ASEAN. Indonesia pun mengajak seluruh negara ASEAN untuk bersama mewujudkan kerja sama yang setara dan saling menguntungkan, berlayar bersama menuju Epicentrum Of Growth.
Persatuan ASEAN harus terus diperkuat untuk dapat mengambil peran dalam perdamaian serta juga pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana saat ini ekonomi global belum sepenuhnya pulih, ASEAN harus jadi motor perdamaian dan pertumbuhan ekonomi. Kuncinya yaitu persatuan, sehingga ASEAN menjadi pemain sentral dalam perdamaian dan pertumbuhan ekonomi global.
Sebelumnya. Presiden RI, Joko Widodo memberikan sambutan pada acara pertemuan ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) yang berlangsung di Jakarta, 4 September 2023. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi menegaskan pentingnya bagi ASEAN untuk menyiapkan taktis yang luar biasa guna menghadapi tantangan global saat ini. Menurut Presiden, ASEAN memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang besar.
Keberadaan ASEAN memiliki sejumlah dampak positif yang dirasakan dari perhimpunan ini. Hingga tahun 2022, anggota ASEAN bertambah enam negara lainnya menjadi total sebelas negara anggota. Enam negara yang dimaksud ialah Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja, dan Timor Leste. Indonesia sendiri, telah berperan menjadi Keketuaan ASEAN sebanyak tiga kali (1976, 2003, 2011) dan menghasilkan capaian yang terbukti, dapat mendorong kemajuan negara ASEAN.
Mengusung tema utama bertajuk ‘“ASEAN Matters: Epicentrum of Growth", setidaknya terdapat sejumlah maksud yang ingin dicapai oleh Pemerintah. Dalam tema tersebut, Pemerintah menegaskan bahwa Indonesia ingin menjadikan ASEAN tetap penting dan relevan bagi masyarakat ASEAN dan dunia. Hal ini karena, Indonesia ingin membawa ASEAN menjadi kawasan yang memiliki peran penting, bagi negara kawasan dan dunia. Baik berperan sentral sebagai motor perdamaian maupun kesejahteraan kawasan. Selain itu, Indonesia juga ingin menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia.
Masyarakat di Jakara pun berkomitmen untuk terus mendukung KTT ASEAN karena sangat menguntungkan bagi mereka. Sebab, kedatangan para delegasi tersebut menjadi bukti bahwa Jakarta masih aman di kunjungi meskipun berada di tengah kondisi udara yang sedang tidak baik-baik saja. Dengan adanya kedatangan para kepala negara ini, maka diharapkan semua pihak termasuk masyarakat Jakarta akan semakin peduli dengan isu-isu lingkungan.
Tentu saja, keberadaan Jakarta sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia akan ikut disorot oleh media internasional sehingga tempat ini menjadi lebih populer, dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Mereka tentu saja tertarik kesana karena menonton liputannya, baik di televisi maupun channel Youtube.
Peningkatan turis domestik maupun internasional tentu saja meningkatkan pendapatan dari para pengusaha di Jakarta. Terutama bagi pebisnis hotel dan penginapan lain. Setelah 3 tahun pandemi dan bisnisnya sepi, maka saat ini menjadi momentum yang baik bagi pengusaha pariwisata dan turunannya. Baik dari peserta KTT maupun wisatawan asing yang ingin berlibur dan menikmati kemegahan Jakarta.
Seluruh komponen masyarakat di Jakarta menyambut positif pelaksanaan KTT ASEAN, dengan bangga ikut mempopulerkan KTT ASEAN 2023 di media sosial masing-masing maupun melalui SME’s HUB ASEAN Summit yang merupakan side event ASEAN SUMMIT yang secara khusus menjadi ajang kegiatan bagi para pelaku UMKM untuk memamerkan karya kreatifnya, sekaligus menjual produk unggulannya kepada para delegasi ASEAN SUMMIT.
Pemprov Jakarta pun telah mengatur strategi untuk ikut menyukseskan pelaksanaan KTT ASEAN ke-43. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan work from home (WFH) kapasitas 50% bagi aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov Jakarta. Keputusan pemberlakuan WFH bagi ASN ini juga didukung oleh Surat Edaran No.17/2023 itu tentang Penyesuaian Sistem Kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara yang Berkantor di Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Selama Masa Persiapan dan Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN Tahun 2023 Ke-43 ini telah ditandatangani Menteri PAN-RB di Jakarta pada Rabu (16/8).
Pelaksanaan KTT ASEAN ke-43 menjadi perhelatan akbar yang ditunggu masyarakat selama ini. Selain menjadi bukti Pemerintah mampu menggelar pertemuan berskala internasional, momentum tersebut terbukti terbukti mampu menunjukkan komitmen Indonesia untuk menjadikan ASEAN sebagai episentrum dunia.
)* Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara