Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kumpulkan Para Capres, Presiden Jokowi Ajak Wujudkan Pemilu Damai

Oleh : Samuel Christian Galal )*

Pemerintah berupaya keras untuk mewujudkan situasi kondusif selama Pemilu, salah satunya dengan mengundang ketiga Capres untuk bersilaturahmi. Dengan adanya pertemuan ketiga calon Pemimpin bangsa tersebut maka diharapkan terwujud situasi yang sejuk selama pesta demokrasi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang tiga calon presiden yang potensial untuk bertarung dalam kontestasi tersebut, yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan, ke Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin (30/10) lalu.

Dalam sebuah pertemuan santai, mereka duduk bersama di sebuah ruang makan kecil di istana. Suasana harapannya adalah membangun sinergi, menciptakan persatuan, dan meresapi makna demokrasi sejati.

Acara tersebut menjadi tontonan menarik. Jokowi, sebagai tuan rumah, duduk di ujung barat meja bundar berwarna putih. Di sebelah kanan beliau, ada Ganjar, yang dengan tulus mengungkapkan dukungannya untuk sistem demokrasi yang baik.

Sebaliknya, Prabowo berada di sebelah kiri Jokowi, menciptakan sebuah gambaran visual tentang persatuan dalam keberagaman. Sedangkan bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, berhadapan langsung dengan Jokowi, mencerminkan semangat persaingan sehat dalam berdemokrasi.

Mereka berkumpul di bawah payung demokrasi, berbagi hidangan yang tersaji di atas meja. Ada lontong, nasi, rolade ayam, ayam bumbu kecap, hingga tahu bacem, yang menjadi simbol kemajemukan bangsa. Sambil menikmati hidangan lezat, mereka juga berbincang, merangkai pikiran dan wawasan.

Kehadiran para wartawan menjadi saksi bisu peristiwa ini. Ganjar, dengan ramahnya, menyapa para jurnalis yang hadir, menciptakan aura kebersamaan yang membumi. Namun, acara makan siang itu tidak lama berselang menjadi pertemuan tertutup, dan para wartawan diminta meninggalkan Istana Merdeka setelah mengambil gambar selama sekitar 10 menit.

Ganjar Pranowo, salah satu calon presiden yang berada di bawah naungan PDI Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hanura, dan Perindo, mengekspresikan keyakinannya dalam sebuah wawancara setelah pertemuan tersebut. Dia menyatakan bahwa Presiden Jokowi adalah sosok yang berkomitmen untuk menjalankan sistem demokrasi yang baik.

Ganjar Pranowo mengungkapkan keyakinannya terhadap Presiden Joko Widodo. Ganjar menyebut bahwa Jokowi merupakan sosok yang memiliki niat baik dan diduga akan mendukung penyelenggaraan Pilpres 2024 yang berjalan sesuai prinsip-prinsip demokrasi yang baik. Ganjar berharap bahwa komitmen ini akan menjadi kenyataan dalam pelaksanaan pemilihan presiden yang akan datang.

Ganjar mengingatkan kita semua bahwa menjaga sistem demokrasi yang baik adalah tugas bersama. Dia berharap Jokowi bisa mewujudkan komitmennya tersebut, sehingga penyelenggaraan Pilpres 2024 dapat berjalan dengan lancar dan adil.

Dengan penuh optimisme, Ganjar Pranowo berharap bahwa apa yang telah dinyatakan oleh Presiden Joko Widodo dalam pertemuan tersebut dapat diwujudkan dalam tindakan. Ia mengungkapkan harapannya bahwa komitmen tersebut akan menjadi kenyataan dalam praktik pelaksanaan pemilihan presiden ke depan.

Mantan Gubernur Jawa Tengah ini juga memanggil semua pihak, baik politisi, penyelenggara pemilu, maupun masyarakat, untuk bersatu dalam menjaga agar Pilpres 2024 berjalan aman dan lancar. Dia menjelaskan pentingnya netralitas aparat negara selama proses kontestasi berlangsung, sehingga semua pihak merasa dihormati dan adil.

Ganjar menekankan pentingnya kerjasama dalam menjaga agar proses pemilihan presiden yang akan datang berlangsung dengan damai. Ia mengingatkan bahwa aparat negara perlu menjalankan tugas mereka dengan netralitas penuh, yang merupakan unsur penting dalam menjamin bahwa Pilpres 2024 akan berlangsung secara adil dan demokratis.

Dalam melanjutkan perjalanan menuju Pilpres 2024, kita harus mengingat pentingnya kerja sama antara semua pihak. Presiden Jokowi dan para calon presiden, seperti Prabowo, Ganjar, dan Anies, telah memberikan contoh konkret tentang bagaimana persatuan dan dialog dapat memperkuat fondasi demokrasi kita.

Sebagai masyarakat, kita juga memiliki tanggung jawab dalam menjaga dan memperkuat demokrasi kita. Ini adalah saatnya bagi kita semua untuk bersatu dalam semangat persatuan dan kerja sama. Kita harus menjaga pemilu agar berjalan dengan damai, tanpa terpengaruh oleh perpecahan dan ketegangan yang tidak perlu.

Netralitas aparat negara adalah hal yang sangat penting dalam memastikan pemilu yang adil. Para aparaturnya harus memastikan bahwa setiap pemilih memiliki kesempatan yang sama untuk menyuarakan pilihannya, tanpa tekanan atau intervensi dari pihak manapun. Demokrasi yang sehat membutuhkan kepercayaan dari semua pihak, dan netralitas aparat negara adalah salah satu kunci kepercayaan tersebut.

Kita juga perlu memahami bahwa Pilpres 2024 bukan hanya tentang pemilihan satu figur pemimpin tertentu, tetapi juga tentang masa depan bangsa ini. Bagaimana kita menjalankan demokrasi kita akan berdampak pada arah dan kualitas kehidupan bersama di Indonesia. Oleh karena itu, kita harus memastikan bahwa proses pemilu berlangsung dengan integritas, adil, dan damai.

Melalui pertemuan di Istana Merdeka, Presiden Jokowi telah menunjukkan komitmennya untuk menciptakan pemilu yang damai dan sistem demokrasi yang baik. Ini adalah panggilan kepada semua pihak, terutama para pemimpin politik dan aparat negara, untuk mengikuti jejak beliau dalam mewujudkan visi tersebut.

Untuk mencapai hal ini, kita perlu menjaga semangat persatuan, mengedepankan dialog, dan menghormati perbedaan pendapat. Kita harus memahami bahwa demokrasi adalah tentang kebebasan berbicara, mendengarkan, dan bekerja bersama untuk mencapai solusi terbaik bagi semua.

 

)* Penulis adalah kontributor Lembaga Gala Indomedia