Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengamat : Bea Cukai Milik Publik dan Negara, Semua Pihak Harus Mejaga Martabat dan Wibawanya


Jakarta – Akhir-akhir ini masyarakat menyoroti kinerja Bea Cukai yang dianggap tidak sesuai dengan harapan. 


Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai Soekarno-Hatta, Gatot Sugeng Wibowo, menuturkan. masalah di bea cukai akhir-akhir ini terjadi karena terjadi mis-komunikasi. Pihaknya berharap komunikasi akan terus diperbaiki mulai dari masyarakat hingga importir.


"Ada mis-komunikasi sehingga ini coba komunikasikan lebih baik lagi ke depan. Sudah kita selesaikan karena itu sebenarnya kan kami sendiri sudah melaksanakan aturan itu," kata Gatot.


Hal senada juga dikatakan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan, Askolani, jika masyarakat menemui kendala dan mengeluh di media sosial terkait kinerja lembaganya, maka itu dianggap sebagai masukan.


"Kita terus berbuat, jadi intinya masukan tadi saya bilang hanya salah satu part masukan dari teman-teman yang mengusahakan komunikasi, dan itu sistem komunikasi kita yang bagus, bisa kita selesaikan," ujar Askolani.


Sementara itu, Pengamat Intelijen dan Keamanan Nasional Stepi Anriani mengatakan sebagai bagian dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bea Cukai merupakan tumpuan bagi negara yang fokus membantu persoalan keuangan, fiskal, membantu penerimaan negara, dan menjaga stabilitas negara dari krisis ekonomi dunia.


"Hal ini terbukti dengan tidak menghalangi penyelidikan dan penyidikan anggotanya yang bermasalah juga mendukung Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menjalankan semua tugas dan program Kemenkeu," ujarnya.


Stepi juga mengimbau kepada masyarakat agar memberikan dukungan bagi Bea Cukai, khususnya bagi para pegawainya yang sudah berkinerja dengan baik.


"Bea Cukai adalah milik publik dan negara yang harus dijaga martabat dan wibawanya. Tidak seharusnya menjadikan kesalahan oknum sebagai dosa institusi serta turut mendukung perbaikan yang dilakukan Bea Cukai," pungkas Stepi. [*]